
Adapun larangan (pemali ) tidak bisa di lakukan pada saat di
area maccera manurung,yaitu:
- Memakai pakaian berwarna kuning
- merokok
- memakai emas
- memakan ubi jalar, kacang tanah,kambing dan kerbau putih
- membawa atau menyalakan lampu senter atau lampu sorot lainnya.
- membawa senjata tajam.
Upacara adat ini di
pimpin oleh petua adat setempat dan berlangsung dalam beberapa tahapan.
Proses awal yaitu menabuh gendang semalam
suntuk tujuannya membangkitkan tanah ,masyarakat
meyakini tanah adalah inti dari seluruh jagad .Pada hari pertama acara khusunya hari jumat ,pada saat itulah
masyarakat melakukan salah satu bagian dari maccera manurung yaitu “mapanongo
gandang” yang artinya membawa “turun gendang” .Dimana gendang tersebut di
keluarkan dari masjid ,lalu di jemur sebentar di atas batu ,kemudian di gantung.Setelah
itu gendang di pukul satu sekali sebagai
peresmian pembukaan acara maccera manurung.
Ritual selanjutnya yaitu liang wae ,yakni mengeluarkan air dari pusat bumi .Ritual ini dia wali dengan berdoa disebuah lubang tempat air keluar.Lubang tersebut apabila airnya di ambil tidak akan berkurang dan tidak pula bertambah ,masyarakat setempat meyakini air tersebut membawa berkah.
Keesokan harinya adalah
ma’peong yaitu memasukkan beras ketan ke dalam bamboo kemudian disiram santan
lalu di bakar.acara ma’peong ini sebagai sebagai ungkapan rasa syukur atas
rezki yang telah diperoleh masyarakat
Sekarang kita masuk di prosesi akhir ,prosesi akhir dimana ini adalah puncak dari tradisi maccera manurung yakni dengan melakukan hajatan penyembelihan hewan berupa kerbau,sapi,dan ayam yang jumlahnya sangat banyak.dimana daging tersebut di masak secara bersama-sama dan bumbunya hanya berupa garam , daging ini nanti nya akan di bagikan ke setiap masyarakat yang hadir.untuk di makan bersama dengan menggunakan daun jati.
Berahirnya acara hajatan
,maka berahir pula acara maccera manurung.
keren, posting lebih bnyk lg
BalasHapusnice..terima kasih infonya
BalasHapusMakasihh
BalasHapus